teks bergerak

Welcome to Sara Setiawati's Blogger

Rabu, 21 Januari 2015

MODEL – MODEL SISTEM PELATIHAN


A.    PENGERTIAN
Menurut poerwadarminta (1986) model adalah contoh, acuan, ragam, barang tiruan yang kecil dan tepat seperti yang ditiru. Sumber lain (Nedler, 1982) mengatakan bahwa “models are not in themselves rality, but raility of those who have developed them”. Dari kedua pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa model itu bukanlah satu benda atau keadaan yang sesungguhnya, tetapi merupakan penyederhanaan dari bentuk aslinya. Contohnya model pencernaan tubuh manusia.
Semakin banyak seseorang menemukan model dari suatu proses atau situasi yang dapat dipelajari maka akan semakin mudah bagi yang bersangkutan untuk memahaminya. Sebuah model yang baik dapat menolong kita untuk memahami sebuah proses yang kompleks. Ada beberapa keuntungan penggunaan model yaitu :
1.      Menerangkan bebrapa aspek dari perilaku manusia dan interaksi
2.      Mengintegrasikan apa yang akan diketahui dengan observasi
3.      Penyederhanaan proses hubungan antar manusia yang kompleks
4.      Membimbing observasi
Upaya untuk mengetahui suatu proses yang kompleks dapat memudahkan seseorang mempelajarinya dengan baik dan mengarahkan kegiatannya kepada pencapaian yang optimal.

B.     JENIS – JENIS MODEL
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam pembuatan sebuah model, pada akan dibicarakan dua jenis model, yaitu : model terbuka dan model.
Model terbuka dibuat dengan mempertimbangkan keberadaan factor –faktor yang dapat mempengaruhi proses desain. Model terbuka menggambarkan apa yang diharapkan jika suatu model diikuti, dan tidak menetapkan hasil yang akan dicapai dari proses tersebut. Model terbuka akan membentuk sebuah pernyataan yang akan membedaknnya dengan model tertutup, yang akan dilakukan dengan perhitungan matematis yang jelas. Sedangkan model terbuka dibuat berdasarkan adanya pemahaman terhadap latar belakang prilaku manusia bukan hanya mengandalkan perhitungan matematis di belakang meja. Model tertutup berdasarkan kepada asumsi bahwa semua input  dapat diidentifikasikan.
Lebih lanjut dapat dilihat perbedaan antara model terbuka dengan model tertutup pada bagan di bawah ini :
NO
MODEL TERBUKA
MODEL TERTUTUP
1
Keberadaan factor-faktor luar belum   diidentifikasi
Semua factor sudah diidentifikasikan terlebih
2
Menggunakan hipotesis
Menetapkan hasil yang
3
Bersifat deskriptif
Bersifat prediktif
4
verbal
mathematical
Hal –hal yang akan diperhatikan dalam memilih sebuah model dalam kepelatihan yaitu sebagai berikut :
1.      Keterampilan, sikap, dan pengetahuan
Desainer pelatihan memahami orientasi dari pelatihan yang akan dilaksanakan. Apakah untuk penguasaan sejumlah pengetahuan sejumlah pengetahuan, sikap, atau keterampilan. Jika pelatihan yang dilaksanakan menekankan pada penguasaan keterampilan tertentu, maka model tertutup lebih tepat digunakan.
2.      Peserta pelatihan
Peserta pelatihan harus merupakan bagian yang harus dipertimbangkan. Mereka ke ruangan pelatihan dengan latar belakang yang relative bervariasi. Baik dari segi pendidikan yang telah dilalui sebelumnya, pengalaman kerja maupun social, kemampuan yang dimiliki, latar geografis, fisik dan lainnya.
3.      Instruktur
Model yang dipilih harus merefleksikan hubungan yang erat antara instruktur dan proses pengajaran. Pada suatu organisasi anatar perancang dan instruktur merupakan orang yang sama, dengan demikian materi yang disampaikan, metodelogi yang digunakan oleh instruktur sesuai dengan yang diharapkan untuk mencapai tujuan pelatihan.
4.      Budaya dari organisasi
Budaya yang berkembang di organisasi harus dijadikan sebagai alah satu bahan pertimbangan dalam pemilihan model pelatihan.






Gambar 1. Desain pelatihan leonard Nadler
Kegiatan tersebut dilakukan secara berurutan dan harus ada kaitanya antara kegiatan satu dengan yang lainnya. Untuk itu, maka setiap pada setiap tahap harus dilakukan evaluasi yang dapat dijadikan sebagai umpan balik setiap tahap yang dilakukan. Selanjutnya akan dibahas secara sepintas hal-hal yang harus menjadi perhatian dalam menempuh setiap tahap dari model nedler ini.
a.      Mengidentifikasi kebutuhan organisasi
Kebutuhan organisasi dapat diketahui diantaranya melalui permasalahan yang dihadapi. Permasalahan yang secara langsung dapat diketahui/ dirasakan dan ada yang harus melalui proses evaluasi. Evaluasi terhadap sejumlah aktifitas organisasi bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan / tercapai. Jarak yang timbul anatara hasil dengan tujuan merupakan suatu masalah yang harus dihadapi.
b.      Penilaian dan umpan balik
Penilaian dilakukan pada setiap tahap yang dilalui dalam pelatihan dari mengidentifikasikan kebutuhan organisasi sampai kepada kegiatan akhir dari pelaksanaan pelatihan itu sendiri. Hasil penilaian dapat di jadikan sebagai bahan umpan balik untuk mengambil keputusan baik di dalam kegiatan itu sendiri maupun untuk kegiatan latihan berikutnya.
c.       Spesifikasi pekerjaan
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kebutuhan orgaisasi, maka dapat dirumuskan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan oleh anggota organisasi. Dari spesifikasi pekerjaan tersebut dapat diketahui bagian yang belum dapat dilaksnakan oleh karyawan dan mereka perlu diberi pelatihan.
d.      Identifikasi kebutuhan peserta pelatihan
Untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan peserta pelatihan, maka dapat ditempuh bebrapa cara, misalnya : mengadakan rapat dengan karyawan untuk mengetahui kesulitan yang mereka hadapi dalam pekerjaan mereka dan harapan – harapan mereka terhadap organisasi, menyebarkan angket, mewawancarai karyawan dalam jumlah yang proposional, mengamati secara langsung prilaku dalam bekerja, dan mengadakan test secara tertulis.
e.       Menentukan tujuan
Program pelatihan tidak dimulai oleh adanya tujuan, tetapi di rumuskan setelah desainer melakukan langkah – langkah identifikasi terlebih dahulu terhadap berbagai kebutuha. Terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap. Walaupun suatu keterampilan diarahkan kepada penguasaan suatu keterampilan, namun hartus didasarkan kepada pengetahuan dan sikap-sikap tertentu.
f.       Membuat kurikulum
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka perlu disusun program yang jelas. Mated yang relevan, instruktur yang sesuai dengan kemampuannya, fasilitas pendukung untuk penyampaian mated. Untuk itu. Desainer harus membuat silabus pelatihan dan mengkonsultasikan kepada pihak yang dianggap dapat memberikan sumbangan pikirannya terhadap perbaikan silabus dan kurikulum pada umumnya.
g.      Memilih strategi pengajaran
Strategi pengajaran harus dipilih dengan mengkaji terlebih dahulu tujuan yang akan dicapai, materi yang akan disampaikan latar belakang peserta pelatihan, fasilitas / lingkungan belajar yang ada.
h.      Pengadaan sumber –sumber pengajaran
Sumber- sumber pengajaran dapat berbentuk sumber daya manusia dan sumber daya non manusia, dan keberadaannya dalam suatu kepelatihan sangat penting. Pengadaan ini berpedoman kepada langkah- langkah yang telah dilakukan sebelumnya.
i.        Pelaksanaan pelatihan
Pelaksanaan pelatihan menyangkut saling bekerjasamanya semua komponen yang ada dalam pelatihan menjalankan program pelatihan harus mampu mengantisipasi kemungkinan tidak berfungsinya salah satu komponen dan mencari jalan keluarnya sehingga proses pelatihan tetap berjalan dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

  Sulia Ningsih.2013.Diktat Manajemen Sitem Kepelatihan Baturaja: UNBARA  






Tidak ada komentar:

Posting Komentar