A. Definisi
Pengembangan
Pengembangan (development) diartikan sebagai penyiapan individu
untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam
perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi pendidikan. Atau dengan kata lain
pengembangan dapat pula diartikan sebagai sebuah proses jangka panjang yang
mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir sehingga tenaga kerja
manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum.
Adapun definisi pengembangan menurut para ahli
sebagai berikut :
1. H.Malayu.S.P Hasibuan
Pengembangan adalah
suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan
moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui
pendidikan dan pelatihan.
Pengembangan yang
mengacu pada masalah staf dan personil adalah suatu proses pendidikan jangka
panjang menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan terorganisasi sehingga
manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum.
Dari dua pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah suatu usaha yang
sistematis dan terorganisir yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan atau jabatan.
2. T. Hani Handoko
Pengembangan merupakan
kegiatan dimana manajemen menyiapkan para karyawannya untuk memegang tanggung
jawab pekerjaan di waktu yang akan datang. Pengembangan mempunyai ruang lingkup
lebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, sikap dan sifat-sifat kepribadian.
B.
Model Pengembangan Program Pelatihan
C.
Langkah-Langkah Pengembangan Program Pelatihan
Sesuai dengan model pengembangan program pelatihan,
maka langkah-langkah pengembangan program pelatihan akan mengikuti urutan model
tersebut.
1.
Tujauan Umum Pelatihan
langkah pertama dalam mengembangkan program
pelatihan adalah merumuskan tujuan umum program pelatihan. Tujuan umum program
pelatihan merupakan tujuan akhir dari program pelatihan yang dilaksanakan.
Tujuan umum ini dirumuskan dari hasil identifikasi kebutuhan program pelatihan
yang telah dilakukan sebelumnya.
2. Analisis Program Pelatihan
Analisis program pelatihan ini bertujuan untuk
mengidentifikasi kemampuan- kemampuan khusus apa saja yang akan dikuasai oleh
peserta pelatihan nantinya. Analisis program pelatihan akan menghasilkan empat
macam bentuk struktur hubungan antara kemampuan khusus yang ada, yaitu :
1.
Struktur Hirakhial
Yaitu
apabila kedudukan dua macam kemampuan khusus menunjukan bahwa salah satu
kemampuan menjadi persyaratan untuk mempelajari kemampuan khusus yang lain.
Suatu kemampuan khusus tertentu hanya dapat dipelajari oleh seseorang jika ia
sudah menguasai kemampuan menganalisid alternatif pemecahan yang dihadapi.
2.
Struktur Prosedural
Yaitu
kedudukan beberapa kemampuan khusus yang menunjukan satu seri penampilan,
tetapi tidak ada yang menjadi kemampuan persyaratan untuk mempelajari kemampuan
yang lainnya. Meskipun demikian dalam mempelajarinya sebaiknya dilakukan sesuai
dengan urutan penampilannya tersebut.
3.
Struktur Pengelompokan
Apabila
beberapa kemampuan khusus tidak tergantung antara satu dengan kemampuan khusus
lainnya, walaupun semuanya berhubungan. Umpamanya dalam geografi untuk
menguasai kemampuan batas-batas propinsi dipulau sumatra. Siswa harus mampu
menunjukan batas satu propinsi yang lain terlebih dahulu dan tidak pula harus
mengikuti suatu urutan tertentu, tetapi dapat dipelajari dari propinsi mana
saja.
4.
Struktur Kombinasi
Suatu
kemampuan umum bila diuraikan menjadi kemampuan-kemampuan khusus akam tersebar
menjadi kombinasi dari struktur hirakhial, prosedural dan pengelompokan.
Umpamanya untuk memakai OHP dengan baik diperlukan beberapa kemampuan khusus
seperti menukis transparansi denga benar, memasang OHP, menghubungkan OHP
dengan listrik, meletakan transparansi dengan benar, mengatur focus, mengarahkan
dan menghidupkan OHP. Kemampuan-kemampuan khusus tersebut ada yang merupakan
struktur hirakhial, prosedural dan pengelompokan. Gabungan dari beberapa bentuk
inilah yang dinamakan struktur kombinasi. Dengan demikian struktur kombinasi
adalah gabungan dari beberapa bentuk struktur kemampuan dalam suatu kemampuan
umum yang lugas.
3. Perumusan Tujuan Khusus Pelatihan
Berdasarkan rumusan tujuan umum dan analisis
program, maka dihasilkan beberapa kemampuan khusus yang harus dikuasai oleh
peserta pelatihan. Kemampuan-kemampuan tersebut dirumuskan menjadi tujuan
khusus elatihan yang merupakan tujuan yang akan dicapaidalam setiap langkah dan
kegiatanyang akan dilakukan.
a.
Pentingnya tujuan
1) Peserta pelatihan
2) Pelatih
3) Evaluator
b. Macam tujuan pelatihan
1) Tujuan umum pelatihan
2) Tujuan khusus pelatihan
c. Merumuskan tujuan pelatihan
1) Tujuan pelatihan haruslah spesifik dan jelas
2) Tujuan harus menggunakan kata kerja yang menunjukan
tingkah laku
d. Ciri-ciri tujuan pelatihan yang baik
1) Audience yaitu orang yang berlatih
2) Behaviour yaitu tingkah laku khusus yang akan
dicapai oleh peserta setelah mengikuti program
3) Condition yaitu kondisi yang harus tersedia pada
saat tingkah laku dievaluasi.
4) Degree yaitu tingkat keberhassilan peserta dalam
mencapai kemampuan yang diharapkan dalam waktu tertentu
4.
Pengembangan Alat Evaluasi
Setelah dirumuskan tujuan khusus pelatihan, maka
pengembangan program mengembangkan alat evaluasi (tes) dapat mengetahui
tercapai atau tidaknya tujuan yang dirumuskan setelah melakukan kegiatan
pelatihan.
a.
Kegunaan evaluasi
·
Menilai kemajuan
peserta menguasai materi yang diberikan
·
Memberikan
informasi mengenai efektivitas program yang dirancang
·
Memberikan
informasi kepada pelayih seberapa jauh peserta dapat mencapai tujuan khusus
pelatihan yang telah ditentukan
b.
Pelaksanaan evaluasi
Tes
yang dikembangkan untuk keperluan pelatihan dapat digunakan dalam empat bentuk
kegiatan, yaitu :
1)
Entry rehaviour test
Yaitu
tes yang dirancang untuk mengukur apakah peserta memiliki kemampuan persyaratan
untuk mengikuti pelatihan yang direncanakan.
2)
Pretest
Yaitu
tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta tentang materi yang akan
diberikan sebelum kegiatan dilaksanakan.
3)
Embedded test
Yaitu
tes yang diberikan oleh pelatih ketika kegiatan sedang dilaksanakan.
4)
Post test
Tes
ini dinamakan juga dengan tes akhir. Tes ini dilakuakn setelah materi selesai
diberikan.
c.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun tes
Prinsip
dasar dalam penyususnan tes ini hendaknya setiap tujuan khusus yang telah
dirumuskan ada dalam butir soal yang dibuat. Untuk kemampuan kognitif dapat
digunakan dalam bentuk tes tertulis yang menguji kemampuan peserta dalam
menguasai materi pelatihan. untuk keperluan psikomotor dapat digunakan dengan
tes perbuatan atau tes keterampilan. Dalam bidang afektif biasanya agak sulit mengukurnyascara
lamgsung. Biasanya pelatih dapat melihat atau mengamati prrilaku peserta jika
berada dalam situassi tertentu.
5. Pemilihan Dan Penyusunan Bahan (Materi) Pelatihan
Pemilihan dan penyusunan materi diperlukan sebagai
bahan yang akan diberikan dalam kegiatan pelatihan. materi perlu disusun dan
dikembangkan untuk mencapai tujuan.
a.
Cara pemilihan materi pelatihan
Materi
yang dipilih haruslah dengan semua tujuan khusus yang telah ditetapkan. Materi
yang dipilih itu kemudian disusun dengan urutan tujuan khusus.
b.
Jenis materi pelatihan
1.
Fakta
(informasi)
2.
Konsep
3.
Prinsip
c.
Langkah-langkah pemilihan materi pelatihan
1)
Identifikasi
nama unit atau tpoik yang akan dilatihkan
2)
Tiap unit atau
topik , diidentifikasikan apa saja fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
perlu dipelajari dan dikuasai oleh peserta.
3)
Susun fakta,
konsep, prinsip dan prosedur sesuai dengan urutannya.
4)
Kembangkan
rencana unit untuk masing-masing fakta, konsep, prinsip, dan prosedur tersebut.
6.
Pemilihan Strategi Pelatihan
Setelah materi disusun dan dikembangkan sesuai
dengan tujuan khusus. Langkah selanjutnya adalah pemilihan dan pengmebangan
strategi pelatihan.
a.
Pengertian strategi pelatihan
Strategi pelatihan adalah kegiatan yang dipilih
dalam proses yang dapat memberikan kemudahan atau fasilitas kepada peserta
menuju tercapainya tujuan. Sehinga materi dapat dikuasai oleh peserta secara
efektif dan efisien.
b.
Pengembangan strategi pelatihan
Strategi yang akan dikembangkan dalam buku ajar ini
terdiri dari empat komponen utama yaitu : urutan kegiatan, metode, media/alat
dan waktu.
c.
Pemilihan strategi pelatihan
Pemilihan
strategi haruslah didasarkan atas tujuan khusus yang akan dicapai. Disamping
itu strategi juga didasarkan atas pertimbangan lain yaitu hambatan yang mungkin
dihadapi seperti wktu, biaya, dan fasilitas.
7.
Pemilihan Media Pelatihan
Penggunaan media dalam kegiatan merupakan bagian
yang sangat enting untuk dipertimabangkan. Proses pelatihan hampir tidak pernah
dilakukan tanpa menggunakan media pelatihan.
a.
Jenis media dan pengelompokannya
·
Audio
·
Bahan cetak
·
Gambar diam
·
Audio cetak
·
Audio visual
proyeksi
·
Gambar bergerak
·
Gambar bersuara
·
Benda (objek)
·
Komputer
b.
Dasar pertimbangan pemilihan media
Dengan semakin banyaknya jenis dan macam media,
dapat menjadikan orang ragu dalam memilih media apa yang akan digunakan. Oleh
sebab itu perlu dipertimbangkan beberapa pertanyaan penting dalam memilih media
yang akan digunakan dalam pelatihan, yaitu :
1. Apakah media tersebut relevan dengan materi yang
akan diberikan?
2. Apakah media yang dipilih itu tersedia di tempat
pelatihan atau pasaran?
3. Apakah pelatih dapat menggunakan media tersebut
dengan baik?
4. Apakah media yang dipilih dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan?
5. Apakah media tersebut dapat dibuat oleh pelatih atau
apakah ada orang yang akan membuatnya?
6. Apakah fasilitas dan prasarana penunjang untuk
penggunaan media tersebut tersedia?
c.
Pemanfaatan media
Ada beberapa cara pemanfaatan media dalam kegiatan
pelatihan, yaitu :
1)
Pemanfaatan media dalam kelas
Dalam hal ini media dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan
tertentu. Pemanfaatannya dipadukan dengan kegiatan dikelas. Media yang dipilih
harus sesuai dengan tujuan, materi dan strategi yang digunakan.
2)
Pemanfaatan media diluar kelas
Media
yang dirancang untuk digunakan diluar situasi kelas harus dirancang dengan baik
sipaya mudah digunakan dan dipelajari sendiri oleh peserta tanpa didampingi
oleh pelatih.
DAFTAR PUSTAKA
Sulia Ningsih.2013.Diktat
Manajemen Sitem Kepelatihan Baturaja: UNBARA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar